MASYARAKAT MELAYU
Definisi Melayu
Pemerintah Malaysia mendefinisikan Melayu sebagai penduduk pribumi yang
bertutur dalam bahasa Melayu, beragama Islam, dan yang menjalani tradisi dan adat-istiadat
Melayu. Tetapi dari segi definisi budaya (cultural definition), Melayu itu
merangkumi seluruh penduduk pribumi di Dunia Melayu (Nusantara), yaitu penduduk
serumpun tidak kira agama, bahasa, dan adat istiadat masing-masing yang diikuti
oleh masing-masing kelompok serumpun tersebut. Walau begaimana pun jua, dalam
artikel ini, definisi Melayu mengikuti definisi Pemerintah Malaysia.
Di Malaysia, penduduk pribumi dari keturunan
Minang, Jawa, Aceh, Bugis, Mandailing, dll, yang bertutur dalam bahasa Melayu,
beragama Islam dan mengikuti adat istiadat Melayu, semuanya dianggap sebagai
orang Melayu. Bahkan orang bukan pribumi yang berkawin dengan orang Melayu dan
memeluk agama Islam juga diterima sebagai orang Melayu.
Penyebaran penduduk Melayu di Malaysia
Mengikut 1997 Vital Statistics Malaysia Report, penduduk Malaysia semuanya
berjumlah hampir 21 juta (jumlah sebenar 20.997.220), dan daripada jumlah
tersebut, penduduk Melayu ialah 10,2 juta (48,5 %). Penduduk pribumi lain
(termasuk Iban, Kadazan, Melanau, Bidayuh, Murut, dll) berjumlah 2,2 juta (10,5
%). Selebihnya terdiri daripada penduduk bukan pribumi, iaitu orang Tionghoa
(5,4 juta – 25,7%), dan orang India, Serani dll (3,1 juta – 14,7%).
Sebagian besar daripada penduduk Melayu (kurang
lebih 65%) tinggal di kawasan desa, di kampung-kampung. Pada masa dulu, sebuah
kampung Melayu merupakan satu unit politik, satu unit ekonomi, satu unit
genealogi, dan satu unit keagamaan. Kini, kewujudan kampong Melayu tidak
sepenuhnya memenuhi keempat-empat ciri di atas.
Sistem ekonomi
Bagi orang Melayu yang tinggal di desa, mayoritasnya menjalankan aktivitas
pertanian dan menangkap ikan. Aktivitas pertanian termasuk mengusahakan tanaman
padi, karet, kelapa sawit, kelapa, dan tanaman campuran (mixed farming). Orang
Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja dalam sektor dinas, sebagai
pekerja di sektor perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan lain-lain.
Penguasaan ekonomi di kalangan orang Melayu perkotaan relatif masih rendah
dibandingkan dengan penguasaan ekonomi oleh penduduk non-pribumi, terutamanya
orang Tionghoa. Tetapi kini telah ramai orang Melayu yang telah berjaya dalam
bidang perniagaan dan menjadi ahli korporat. Ramai yang tinggal di
bandar-bandar besar dan mampu memiliki kereta mewah dan rumah banglo. Selain
itu itu juga, ramai orang Melayu yang mempunyai pendidikan yang tinggi, samada
universitas di dalam maupun di luar negara.
Sistem
politik
Sistem politik Melayu adalah musyawarah, musyawarah dijalankan didalam lumbung
yang dipimpin oleh ketua atau pemangku adat setempat. Lumbung disini bukan
hanya tempat penyimpanan padi atau hasil bumi lainnya, namun juga berfungsi
sebagai wadah untuk menyimpan segala aset masyarakat setempat baik yang
bergerak maupun yang diam yang ditujukan untuk mengangkat harkat dan martabat
hidup pribumi setempat. musyawarah yang dijalankan biasanya membahas mengenai
pengelolaan sistem tanah adat berdasarkan budaya dan adat setempat.
Sehingga, sistem musyawarah yang dijalankan akan
memiliki corak dan karakter yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang
lainnya. Disini dapat dilihat bahwa suku melayu telah mengenal sistem politik
yang egaliter dan mengakar kepada budayanya. maka, tidak mengherankan bahwa
suku melayu mempunyai ikatan persaudaraan yang kuat, sebab musyawarah
memaknakan adanya tolong-menolong dan kesetiakawanan sosial sebagai suatu
permufakatan. Musyawarah juga merupakan sarana dimana rakyat dapat diposisikan
untuk membangun aturan-aturan dasar dalam kehidupannya baik pada tatanan nilai
maupun pada tatanan norma yang bersumber kepada hukum adat setempat. Sistem
musyawarah ini lambat laun hilang diakibatkan hancurnya sistem tanah adat
melalui culture stelsel yang diberlakukan oleh kaum penjajah. Hancurnya sistem
tanah adat berakibat kepada hilangnya musyawarah dalam kehidupan masyarakat
melayu. Hal ini diperparah dengan dipecah belahnya suku melayu yang berada di
wilayah Kalimantan Utara dengan kalimantan selatan dengan pendirian federasi
malaysia yang dibentuk atas bantuan militer inggris.
Agama dan kepercayaan
Orang Melayu hampir seluruhnya beragama Islam. Namun demikian, sisa-sisa unsur
agama Hindu dan animisme masih dapat dilihat dalam sistem kepercayaan mereka.
Islam tidak dapat menghapuskan seluruh unsur kepercayaan tersebut. Proses
sinkretisme terjadi di mana unsur kepercayaan sebelum Islam ada secara laten
atau disesuaikan dengan unsur Islam. Proses ini jelas dapat ditemukan dalam
ilmu perbomohan Melayu (pengobatan tradisional), dan dalam beberapa upacara
adat.
Adatistiadat
Adat istiadat Melayu banyak memperlihatkan campuran unsur lokal dan unsur luar
selaras dengan kedatangan pengaruh Hindu, Islam, dan Barat ke Alam Melayu.
Dalam pemerintahan Malaysia, unsur-unsur adat yang tidak bertentangan dengan
ajaran Islam dibenarkan. Melalui “principle of co-existence” ini orang Melayu
dapat menyesuaikan adat dan agama secara harmonis, walaupun ada aspek-aspek
tertentu yang bertentangan tapi terus diamalkan.
Kesenian
Dalam masyarakat Melayu seni dapat dibagi menjadi dua: seni persembahan
(tarian, nyanyian, persembahan pentas seperti makyong, wayang kulit, ghazal,
hadrah, kuda kepang) dan seni tampak (seni ukir, seni bina, seni hias,
pertukangan tangan, tenunan, anyaman dll). Permainan tradisi seperti gasing,
wau, congkak, juga termasuk dalam kategori seni persembahan. Kegiatan seni
Melayu mempunyai identitas tersendiri yang juga memperlihatkan gabungan
berbaga-bagai unsur tempatan dan luar.
Sistem kekeluargaan dan perkawinan
Dari segi kekeluargaan, masyarakat Melayu dibagikan kepada dua kelompok:
- yang mengamalkan sistem kekeluargaan dwisisi (bilateral)
- yang mengamalkan sistem kekeluargaan nasab ibu (matrilineal system)
Tetapi disebabkan kedua-dua kelompok tersebut
menganut agama Islam, maka sistem kekeluargaan Melayu itu banyak dipengaruhi
oleh sistem kekeluargaan Islam.
Orang Melayu melakukan perkawinan monogami dan
poligami. Bentuk perkawinan endogami (pipit sama pipit, enggang sama enggang),
eksogami juga terjadi, malah di sebagian tempat diutamakan. Perkawinan campur
juga ada. Semua perkawinan Melayu dijalankan mengikut peraturan dan
undang-undang perkawinan Islam (Mazhab Shafie).
Pendidikan
Sebelum penjajahan, orang Melayu mendapat pendidikan agama. Semasa penjajahan,
peluang pendidikan sekular adalah terbatas, dan lebih terpusat di daerah
perkotaan. Pendidikan sekular hanya dikembangkan selepas merdeka. Kini,
pendidikan sekular menjadi saluran mobilitas sosial yang utama di kalangan
orang Melayu. Kewujudan kelas menengah Melayu di Malaysia paling utamanya
melalui saluran pendidikan.
BahasaMelayu
Bahasa Melayu menjadi bahasa kebangsaan dan bahasa pengantar di semua institusi
pengajian awam di Malaysia. Bahasa Melayu yang menjadi lingua franca penduduk
Dunia Melayu (Nusantara) sejak sekian lama juga telah dipilih oleh pemerintah Indonesia
menjadi bahasa resmi negara tersebut.